Tujuan kurikulum 2013 mencakup empat aspek kompetensi, yaitu
(1) Aspek kompetensi
sikap spiritual
(2) Sikap sosial
(3) Pengetahuan
(4) Keterampilan
Aspek-aspek kompetensi
tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan
ekstrakurikuler.
Kompetensi Inti :
1. KI 1 untuk kompetensi
inti sikaf spiritual
Rumusan kompetensi sikap
spiritual yaitu, “Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya"
2. KI 2 untuk kompetensi
inti sikaf sosial
Rumusan kompetensi sikap
sosial yaitu, “Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun,
peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), bertanggung-jawab,
responsif, dan proaktif melalui keteladanan, pemberian nasihat, penguatan,
pembiasaan, dan pengkondisian secara berkesinambungan serta menunjukkan sikap
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”.
3. KI 3 untuk kompetensi
inti sikaf pengatahuan
Memahami,
menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan
faktual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif sesuai dengan bidang
dan lingkup Simulasi dan Komuniksasi Digital, dan Dasar Bidang Teknologi dan
Rekayasa pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan dengan ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks pengembangan
potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja,
warga masyarakat nasional, regional, dan internasional.
3. KI 4 untuk kompetensi
inti sikaf keterampilan
Melaksanakan tugas
spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja yang lazim
dilakukan serta memecahkan masalah sesuai dengan lingkup Simulasi dan
Komuniksasi Digital, dan Dasar Bidang Teknologi dan Rekayasa. Menampilkan
kinerja di bawah bimbingan dengan mutu dan kuantitas yang terukur sesuai dengan
standar kompetensi kerja. Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan
menyaji secara efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif,
komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari
yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah
pengawasan langsung. Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru,
membiasakan, gerak mahir, menjadikan gerak alami dalam ranah konkret terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu
melaksanakan tugas spesifik
di bawah pengawasan
langsung.
1. Model Pembelajaran Discovery Learning:
Model pembelajaran
penyingkapan (Discovery
Learning) adalah memahami konsep, arti, dan hubungan, melalui proses
intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan (Budiningsih, 2005:43). Discovery terjadi
bila individu terlibat, terutama dalam penggunaan proses mentalnya untuk
menemukan beberapa konsep dan prinsip. Discovery dilakukan
melalui observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi, penentuan dan inferi.
Proses tersebut disebut cognitive processsedangkan discovery itu
sendiri adalah the mental process of assimilatingconcepts and
principles in the mind (Robert B. Sund dalam Malik, 2001:219).
Sintak model Discovery
Learning :
1)Pemberian rangsangan (Stimulation);
2)Pernyataan/Identifikasi
masalah (Problem Statement);
3)Pengumpulan data (Data
Collection);
4)Pembuktian (Verification),
dan
5)Menarik
simpulan/generalisasi (Generalization).
Sintak model Inquiry
Learning Terbimbing
Model pembelajaran yang
dirancang membawa peserta didik dalam proses penelitian melalui penyelidikan
dan penjelasan dalam settingwaktu yang singkat (Joice&Wells,
2003).Model pembelajaran Inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang
melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan
menyelidiki sesuatu secara sistematis kritis dan logis sehingga mereka dapat
merumuskan sendiri temuannya.
Sintak/ tahap model
inkuiri meliputi:
1)Orientasi masalah;
2)Pengumpulan data dan
verifikasi;
3)Pengumpulan data melalui
eksperimen;
4)Pengorganisasian dan
formulasi eksplanasi, dan
5)Analisis proses inkuiri.
2. Model
Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Merupakan
pembelajaran yang menggunakans berbagai kemampuan berpikir dari peserta didik
secara individu maupun kelompok serta lingkungan nyata untuk mengatasi
permasalahan sehingga bermakna, relevan, dan kontekstual
(Tan OnnSeng, 2000).Tujuan PBL adalah untuk meningkatkan kemampuan dalam menerapkan
konsep-konsep pada permasalahan baru/nyata, pengintegrasian konsepHigh Order
Thinking Skills (HOT’s), keinginan dalam belajar, mengarahkan
belajar diri sendiri dan keterampilan(Norman and Schmidt).
Sintak model Problem
Based Learning dari Bransford and Stein (dalam Jamie Kirkley, 2003:3)
terdiri atas:
1)Mengidentifikasi masalah;
2)Menetapkan masalah
melalui berpikir tentang masalah dan menyeleksi informasi-informasi yang
relevan;
3)Mengembangkan solusi
melalui pengidentifikasian alternatif-alternatif, tukar-pikiran dan mengecek
perbedaan pandang;
4)Melakukan tindakan
strategis, dan
5)Melihat ulang dan
mengevaluasi pengaruh-pengaruh dari solusi yang dilakukan.
Sintak model Problem Solving Learning Jenis Trouble
Shooting(David H. Jonassen, 2011:93) terdiri atas:
1)Merumuskan
uraian masalah;
2)Mengembangkan
kemungkinan penyebab;
3)Mengetes penyebab atau
proses diagnosis, dan
4)Mengevaluasi.
3. Model
pembelajaran Project Based Learning (PjBL)
Model
pembelajaran PJBL merupakan pembelajaran dengan menggunakan proyek nyata dalam
kehidupan yang didasarkan pada motivasi tinggi, pertanyaan menantang,
tugas-tugas atau permasalahan untuk membentuk penguasaan kompetensi yang dilakukan
secara kerjasama dalam upaya memecahkan masalah (Barel, 2000 and Baron 2011).Tujuan
Project Based Learning adalah meningkatkan motivasi belajar, team work,
keterampilan kolaborasi dalam pencapaian kemampuan akademik level
tinggi/taksonomi tingkat kreativitas yang dibutuhkan pada abad 21 (Cole &
Wasburn Moses, 2010).
Sintak/tahapan model
pembelajaran Project Based Learning, meliputi:
a. Penentuan
pertanyaan mendasar (Start with the Essential Question);
b. Mendesain
perencanaan proyek;
c. Menyusun
jadwal (Create a Schedule);
d. Memonitor peserta
didik dan kemajuan proyek (Monitor the Students and the Progress of
the Project);
e. Menguji
hasil (Assess the Outcome), dan
f. Mengevaluasi
pengalaman (Evaluate the Experience).
4. Di model Production Based Training
(PBT)
untuk mendukung
pengembangan Teaching Factory pada mata pelajaran pengembangan
produk kreatif. Model Pembelajaran Production Based Training merupakan
proses pendidikan dan pelatihan yang menyatu pada proses produksi, dimana
peserta didik diberikan pengalaman belajar pada situasi yang kontekstual
mengikuti aliran kerja industri mulai dari perencanaan berdasarkan pesanan,
pelaksanaan dan evaluasi produk/kendali mutu produk, hingga langkah
pelayanan pasca produksi.Tujuan penggunaan model pembelajaran PBT adalah untuk
menyiapkan peserta didik agar memiliki kompetensi kerja yang berkaitan
dengan kompetensi teknisserta kemampuan kerjasama sesuai tuntutan
organisasi kerja.
Sintaks/tahapan model
pembelajaran Production Based Trainning meliputi:
a. Merencanakan
produk;
b. Melaksanakan
proses produksi;
c. Mengevaluasi
produk (melakukan kendali mutu), dan
d. Mengembangkan
rencana pemasaran. (G. Y. Jenkins, Hospitality 2005).
Proses pembelajaran yang mengacu pada pendekatan saintifik, meliputi lima langkah sebagai
berikut.
1. Mengamati,
yaitu kegiatan siswa
mengidentifikasi melalui indera penglihat (membaca, menyimak), pembau,
pendengar, pengecap dan peraba pada waktu mengamati suatu objek dengan ataupun tanpa alat bantu. Alternatif kegiatan mengamati
antara lain observasi lingkungan, mengamati gambar, video, tabel dan grafik
data, menganalisis peta, membaca berbagai informasi yang tersedia di media masa
dan internet maupun sumber lain. Bentuk hasil belajar dari kegiatan mengamati
adalah siswa dapat mengidentifikasi masalah.
2. Menanya,
yaitu kegiatan siswa
mengungkapkan apa yang ingin diketahuinya baik yang berkenaan dengan suatu objek,
peristiwa, suatu proses tertentu. Dalam kegiatan menanya, siswa membuat
pertanyaan secara individu atau kelompok tentang apa yang belum diketahuinya.
Siswa dapat mengajukan pertanyaan kepada guru, narasumber, siswa lainnya dan
atau kepada diri sendiri dengan bimbingan guru hingga siswa
dapat mandiri dan menjadi kebiasaan. Pertanyaan dapat diajukan
secara lisan dan tulisan serta harus dapat membangkitkan
motivasi siswa untuk tetap aktif dan gembira. Bentuknya dapat berupa
kalimat pertanyaan dan kalimat hipotesis.
Hasil belajar dari kegiatanmenanya adalah siswa dapat merumuskan
masalah dan merumuskan hipotesis.
3. Mengumpulkan
data,
yaitu kegiatan siswa
mencari informasi sebagai bahan untuk dianalisis dan
disimpulkan. Kegiatan mengumpulkan datadapat dilakukan dengan
cara membaca buku, mengumpulkan data sekunder, observasi lapangan, uji coba
(eksperimen), wawancara, menyebarkan kuesioner, dan lain-lain. Hasil belajar dari kegiatan mengumpulkan data adalah siswa dapat
menguji hipotesis.
4. Mengasosiasi,
yaitu kegiatan siswa mengolah data dalam bentuk serangkaian aktivitas fisik dan pikiran dengan
bantuan peralatan tertentu. Bentuk kegiatan mengolah data antara lain melakukan
klasifikasi, pengurutan (sorting), menghitung, membagi, dan
menyusun data dalam bentuk yang lebih informatif, serta menentukan sumber data
sehingga lebih bermakna. Kegiatan siswa dalam mengolah data misalnya membuat
tabel, grafik, bagan, peta konsep, menghitung, dan pemodelan. Selanjutnya siswa
menganalisis data untuk membandingkan ataupun menentukan hubungan antara data
yang telah diolahnya dengan teori yang ada sehingga dapat ditarik simpulan dan
atau ditemukannya prinsip dan konsep penting yang bermakna dalam menambah skema
kognitif, meluaskan pengalaman, dan wawasan pengetahuannya. Hasil belajar dari kegiatan menalar/mengasosiasi adalah siswa
dapat menyimpulkan hasil kajian dari hipotesis.
5. Mengomunikasikan,
yaitu kegiatan siswa
mendeskripsikan dan menyampaikan hasil temuannya dari kegiatan mengamati,
menanya, mengumpulkan dan mengolah data, serta mengasosiasi yang ditujukan
kepada orang lain baik secara lisan maupun tulisan dalam bentuk diagram, bagan,
gambar, dan sejenisnya dengan bantuan perangkat teknologi sederhana dan atau
teknologi informasi dan komunikasi. Hasilbelajar dari
kegiatanmengomunikasikan adalah siswa dapat memformulasikan dan
mempertanggungjawabkan pembuktian hipotesis.
No comments:
Post a Comment